Walau dengan debar-debur yang mulai kabur
Lalu bukan lagi aku yang mengisi kekosonganmu hatimu
Bukan lagi yang kau cari untuk meluluhkan lelahmu
Maka, izinkanlah aku untuk menjadi bagian kesukaanmu
Menjadi pahitnya kopi yang kau seduh tiap pagi
Menjadi sepuntung rokok yang memenuhi paru-parumu
Menjadi makanan yang membuatmu ingat akan rumah
Atau bahkan lenggangnya jalanan yang selalu kau singgah
Jika, jika memang
Seumpama setelah jauh puisi ini kutulis
Lalu kau ingin redakan rindu dihatimu
Tak perlu susah payah mencari alasan
Kau hanya perlu membaca kalimat pertama puisi ini
Melangkahlah dan beranjaklah dari posisimu
Karna alamat dan kunci rumahku masih sama
—July 19
23.32 PM

Tidak ada komentar:
Posting Komentar